ESG UPDATE – Transformasi sektor ketenagalistrikan dengan mengembangkan energi terbarukan dan menghentikan operasi PLTU batubara secara cepat membutuhkan pembiayaan yang besar. Pembiayaan untuk transisi energi akan membantu pemerintah, perusahaan utilitas, dan masyarakat dalam meningkatkan proyek energi terbarukan, yang pada gilirannya akan menurunkan biaya produksi energi terbarukan.

Menurut Institute for Essential Services Reform (IESR), untuk memenuhi kebutuhan investasi dalam energi terbarukan, Indonesia harus menciptakan skema pembiayaan berkelanjutan yang inovatif.

“Ide skema pembiayaan perlu terus dieksplorasi mengingat struktur pasar ketenagalistrikan di Indonesia yang unik. Indonesia dapat memanfaatkan Just Energy Transition Partnership (JETP) atau Energy Transition Mechanism (ETM) untuk mencari skema ini. Skema yang tepat akan memerlukan masukan dari semua pemangku kepentingan, termasuk PT PLN, pemilik pembangkit listrik, dan lembaga keuangan,” kata Deon Arinaldo, Manajer Program Transformasi Energi IESR.

Salah satu peluang untuk mendanai transisi energi adalah melalui kredit karbon, menurut Iliad Lubis, South Asia Utility Transition Manager dari Rocky Mountain Institute. Ia mengatakan bahwa kredit karbon dapat meningkatkan pendanaan dari proyek transisi dari batubara, meningkatkan kualitas kredit karbon di pasar karbon, dan mempercepat peralihan ke energi terbarukan.

“Meskipun saat ini ada persyaratan yang beragam untuk monetisasi kredit karbon, peluang untuk memanfaatkan pembiayaan karbon akan semakin menarik dengan pertumbuhan pasar karbon yang diharapkan,” kata Iliad, Rabu (20/9/2023).

Dari sudut pandang bisnis, bisnis-bisnis yang ingin beralih ke energi terbarukan memerlukan pembiayaan, seperti pinjaman lunak dan dukungan kredit dari lembaga keuangan.

“Tentu saja, kami membutuhkan peta jalan transisi energi yang jelas untuk menentukan kebutuhan pembiayaan. Dengan pendanaan publik yang terbatas, kami juga memerlukan dukungan pembiayaan dari multilateral dan filantropis untuk pembiayaan konsesional yang dapat dipasangkan dengan bank komersial. Hal ini akan mengurangi risiko kredit bagi proyek dan memberikan pengembalian investasi yang layak bagi investor,” ungkap Ekha Yudha Pratama, Head and Advisory Services, PT. SMI.

Untuk mempercepat transformasi energi di sektor ketenagalistrikan yang adil di Indonesia, Indonesia Clean Energy Forum (ICEF) dan IESR telah menyusun delapan rekomendasi. Ini mencakup:

  1. Membuat hubungan yang jelas antara target transisi energi dan pembangunan sosial dan ekonomi.
  2. Memberikan dukungan kuat untuk pengembangan energi terbarukan dalam lima tahun mendatang.
  3. Meningkatkan transparansi dan aksesibilitas data energi terbarukan.
  4. Mendirikan pusat riset untuk energi terbarukan.
  5. Mendorong partisipasi pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat dalam mengidentifikasi potensi energi terbarukan.
  6. Meninjau dan menggabungkan kebijakan untuk mendukung proyek energi terbarukan.
  7. Mengeksplorasi struktur pembiayaan, termasuk konversi proyek batubara menjadi energi terbarukan.
  8. Memasukkan transisi energi sebagai isu utama dalam manifesto politik calon pemimpin nasional dan provinsi menjelang pemilu.

Indonesia Clean Energy Forum (ICEF) dan Institute for Essential Services Reform (IESR) telah bekerja sama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) dalam menyelenggarakan Indonesia Energy Transition Dialogue (IETD) 2023, yang berlangsung pada 18-20 September 2023.

Leave a Comment

Your email address will not be published.

You may also like