Investasi berkelanjutan telah berkembang pesat dalam sepuluh tahun terakhir, menarik perhatian dunia dari sisi dampak dan popularitas. Adam Vitalis dan rekannya dari Universitas Waterloo, Kanada, meneliti dampak label hijau pada keputusan investasi karena tren ini. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Communications of Humanities and Social Sciences menemukan bahwa label hijau memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pilihan investor.
Dikutip dari Phys pada Selasa (11/2/2025), penelitian ini menemukan bahwa investor lebih cenderung memilih obligasi berlabel hijau dibandingkan obligasi non-hijau, bahkan ketika obligasi non-hijau menawarkan keuntungan finansial yang lebih tinggi. Sekilas, itu adalah kabar baik. Namun, para peneliti juga mengingatkan risiko greenwashing di balik tren ini. Greenwashing dapat menyesatkan investor dengan membesar-besarkan manfaat lingkungan suatu aset. Fenomena ini terjadi karena banyak investor mengandalkan label semata tanpa melakukan uji tuntas yang menyeluruh. Akibatnya, modal bisa mengalir ke produk keuangan berlabel hijau yang sebenarnya tidak memberikan dampak keberlanjutan yang signifikan.
“Greenwashing merusak kepercayaan investor dan dapat mengalihkan modal dari proyek yang benar-benar berkelanjutan, sehingga memperlambat kemajuan menuju solusi iklim yang nyata,” jelas Vitalis. Penelitian ini melibatkan lebih dari 1.100 peserta yang diberikan tiga skenario investasi berbeda. Mereka diminta memilih antara obligasi yang bervariasi dalam aspek pelabelan, manfaat lingkungan, dan pengembalian finansial.
Para peneliti memeriksa sejumlah variabel yang memengaruhi keputusan investasi, termasuk pengetahuan finansial, toleransi risiko, dan keyakinan pribadi terhadap lingkungan. Penemuan mereka menunjukkan bahwa label hijau dapat secara signifikan memengaruhi perilaku investasi, terkadang membuat investor lebih memprioritaskan apa yang mereka pikirkan daripada apa yang sebenarnya terjadi.
Selain itu, studi ini menemukan bahwa kelompok investor tertentu — seperti mereka yang memiliki toleransi risiko tinggi, pengalaman investasi sebelumnya, atau pekerjaan di bidang keuangan — lebih cenderung berinvestasi dalam obligasi berlabel hijau.
Peneliti menegaskan bahwa regulasi yang lebih kuat diperlukan untuk memastikan standar pelabelan obligasi hijau yang transparan dan kredibel, dan temuan ini diharapkan dapat membantu para pembuat kebijakan dalam mengembangkan program edukasi dan insentif untuk melindungi investor dari klaim keberlanjutan yang menyesatkan.
“Perlindungan regulasi sangat penting untuk menjamin transparansi, akuntabilitas, dan kriteria keberlanjutan yang jelas di pasar keuangan. Hal ini dapat menjadi solusi utama dalam mengatasi potensi greenwashing,” tegas Vitalis.
Selain itu, standar pengungkapan yang lebih ketat juga diperlukan untuk memastikan bahwa perusahaan harus memberikan informasi keberlanjutan yang akurat dan dapat diandalkan. Oleh karena itu, modal benar-benar dialokasikan untuk mendukung tujuan keberlanjutan jangka panjang dan komitmen lingkungan yang signifikan, sehingga investor aman dari tuduhan palsu.